Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 23


 

Dan jika kamu dalam keraguan tentang apa yang telah Kami turunkan kepada hamba Kami, maka buatlah satu surah yang semisalnya, da ajaklah pembantu-pembantumu selain Allah, sekiranya kamu memang orang-orang yang benar [33].


[33] Masalah keindahan al-Quran yang tidak ada bandingannya telah dibicarakan pada lima tempat yang berlainan, ialah dalam surah Al-Baqarah 2: 23, Yunus 10: 39, Hud 11: 14, Al-Isra 17:89, dan Ath-Thur 52:34-35. Dalam dua dari ke-lima ayat itu (Al-Baqarah 2:23 dan Yunus 10:39) tantangannya serupa, sedangkan dalam tiga ayat lainnya, tiga tuntutan terpisah dan berbedah telah dimintakan dari kaum kafir. Sepintas lalu perbedaan dalam bentuk tantangan di tempat yang berlainan itu, nampaknya seolah-olah tidak sama. tetapi keadaan yang sebenarnya tidak demikian. Pada hakikatnya, ayat-ayat itu mengandung tuntutan-tuntutan tertentu yang berlaku untuk selama-lamanya. Tantangan itu berlaku, bahkan hingga sekarang juga dalam semua bentuk yang berbeda-beda itu, seperti tertera dalam al-Quran sebagaimana dahulu berlaku di zaman rasulullah saw.

Sebelum menerangkan berbagai bentuk tantangan itu, baiklah diperhatikan bahwa disebutnya tantangan-tantangan dalam al-Quran itu senantiasa disertai oleh pembicaraan tentang harta kekayaan dan kekuasaan, kecuali dalam ayat ini yang sepertinya telah dinyatakan diatas, tidak berisikan tantangan baru tetapi hanya mengulangi tantangan yang dikemukakan dalam surah Yunus 10 ayat 39. Dari kenyataan itu dapat diambil kesimpulan dengan aman bahwa, ada perhubungan erat antara perkara kekayaan dan kekuasaan dengan tantangan untuk membuat kitab seperti al-Quran atau sebagainya.

Perhubungan itu terletak dalam kenyataan bahwa, al-Quran ditawarkan kepada orang-orang kafir sebagai khazanah yang sangat berharga. Ketika orang-orang kafir meminta kekayaan yang bersifat kebendaan dari Rasulullah saw (sebagaimana yang tertera dalam surah Hud 11: 13), mereka diberi penjelasan bahwa beliau saw mempunyai kekayaan yang tidak ada bandingannya dalam bentuk al-Quran dan ketika mereka bertanya, "Mengapakah tidak diturunkan kepadanya suatu khazanah atau datang bersamanya seorang malaikat?" (Hud 11:13), dikatakan kepada mereka sebagai jawaban bahwa, para malaikat memang telah turun kepada beliau saw, sebab tugas para malaikat itu ialah membawa Firman Tuhan, dan memang Firman itu telah dilimpahkan kepada beliau saw.

Jadi, kedua tuntunan untuk harta kekayaan dan untuk turunnya para malaikat telah bersama-sama dipenuhi oleh al-Quran yang merupakan khazanah yang tiada tara bandingannya, diturunkan oleh malaikat; dan tantangan untuk membuat semisalnya diajukan sebagai bukti keagungannya yang tiada taranya.

Sekarang mari kita ambil berbagai ayat yang berisi tantangan itu satu persatu.
Tuntutan terbesar telah dibuat pada surah Al-Isra 17:89, tempat orang-orang kafir diminta untuk membuat kitab seperti al-Quran seutuhnya dengan segala sifatnya yang beraneka ragam itu. Dalam ayat itu orang-orang kafir tidak diminta mengemukakan buatan mereka seperti kalamullah. Mereka boleh mengajukannya sebagai gubahannya sendiri, dan menyatakannya sama atau lebih baik daripada al-Quran. Tetapi, oleh karena pada waktu tantangan itu dibuat al-Quran belum seluruhnya diwahyukan, orang-orang kafir tidak diminta untuk mendatangkan tandingan al-Quran pada waktu itu juga; dan dengan demikian tantangan itu berisikan nubuatan bahwa mereka tidak akan mampu membuat yang serupanya, tidak dalam bentuk yang ada pada waktu itu dan tidak pula sesudah al-Quran menjadi lengkap. Lagi pula tantangan itu tidak terbatas kepada orang-orang kafir di masa Rasulullah saw saja, melainkan meluas kepada semua orang yang ragu-ragu dan menaruh keberatan di setiap zamannya.

Alasan mengapa orang-orang kafir dalam surah Hud 11 ayat 14, diminta membuat sepuluh surah dan bukan seluruh al-Quran ialah karena persoalan dalam ayat itu tidak bertalian dengan penyempurnaan al-Quran seutuhnya dalam segala segi, melainkan hanya dengan sebagian saja. Orang-orang kafir telah menuduh bahwa beberapa bagiannya cacat. Oleh karena itu mereka tidak diminta membuat kitab yang lengkap seperti al-Quran seutuhnya melainkan hanya sepuluh surah sebagai ganti bagian-bagian al-Quran yang dianggap mereka bercacat, agar kebenaran dari pernyataan mereka dapat diuji. 

Adapun mengenai pemilihan jumlah khusus sepuluh untuk tujuan itu, baik diperhatikan di sini, bahwa oleh karena dalam surah Al-Isra 17:89, al-Quran seutuhnya didakwakan Kitab yang sempurna, maka para penentangnya diminta membuat yang serupa seutuhnya, tetapi karena dalam surah Hud 11:14, pokok persoalannya ialah bagian-bagiannya yang tertentu dicela, maka mereka diminta memilih sepuluh bagian demikian yang nampaknya kepada mereka sangat cacat dan kemudian membuat suatu gubahan yang seperti bagian-bagian yang dicela itu.
Dalam surah Yunus ayat 39, orang-orang kafir diminta membuat yang serupa dengan, hanya satu surah al-Quran. Hal itu disebabkan bahwa berlainan dengan dua ayat tersebut di atas, tantangan dalam ayat itu, berupa dukungan pada pengakuan al-Quran sendiri dan bukan sebagai bantahan terhadap suatu tuduhan orang-orang kafir. 

Dalam surah Yunus ayat 38, al-Quran mendakwakan memiliki lima sifat yang menonjol. Sebagai dukungan kepada pengakuan ayat itu, ayat 39 (dalam surah Yunus) mengajukan tantangan kepada mereka yang menolak atau meragukannya untuk membuat satu surah saja, yang mengandung sifat-sifat itu sama sempurnanya seperti yang ada dalam surah Yunus tersebut.

Tantangan kelima ialah agar membuat tandingan al-Quran seperti terkandung dalam ayat ini yaitu Al-Baqarah ayat 23, dan disini pun seperti dalam surah Yunus: 39, orang-orang kafir diminta mengemukakan satu surah yang serupa dengan salah satu surah al-Quran. 

Tantangan ini didahului oleh pengakuan bahwa al-Quran membimbing orang-orang muttaqi ke tingkat-tingkat tertinggi rohani. Orang-orang kafir diseru bahwa bila mereka ada dalam keraguan mengenai berasalnya al-Quran dari Tuhan, maka mereka hendaknya menampilkan satu surah yang kiranya dapat menandinginya dalam pengaruh rohani terhadap para pengikutnya.

Keterangan-keterangan di atas memperlihatkan bahwa, semua tantangan yang menyeru orang-orang kafir membuat buku sebagai tandingan al-Quran itu berbeda sekali dan terpisah dari satu sama lain, dan semuanya berlaku untuk sepanjang zaman, tiada yang melebihi atau membatalkan yang lain. Tetapi karena al-Quran itu mengandung gagasan-gagasan yang mulia dan agung, maka tak dapat tidak, sudah seharusnya dipilih kata-kata yang sangat indah dan tepat serta gaya bahasa yang paling murni, sebagai wahana untuk membawakan gagasan-gagasan itu, jika tidak demikian, pokok pembahasannya mungkin akan tetap gelap dan penuh keragu-raguan, dan keindahan paripurna al-Quran niscaya akan ternoda.

Jadi dalam bentuk dan segi apapun orang-orang kafir telah ditantang untuk mengemukakan suatu gubahan seperti al-Quran, tuntutan akan keindahan gaya bahasa dan kecantikan pilihan kata-kata yang setanding dengan al-Quran, merupakan pula bagian tantangan tersebut.

(Sumber: Al-Quran dengan Terjemahan dan Tafsir Singkat (Terbitan Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1997), Edisi. III, Juz. 1-10, Hal. 30-33)

1 komentar: