Tafsir Surah Al-Fatihah Ayat 7





Jalan orang-orang yang telah Engaku beri nikmat atas mereka,[12] bukan atas mereka yang dimurkai dan bukan pula yang sesat[13].


[12] Orang Mukmin sejatinya tidak akan puas hanya dengan dipimpin ke jalan yang lurus atau dengan melakukan beberapa amal saleh tertentu saja. Ia menempatkan tujuannya jauh lebih tinggi dan berusaha mencapai kedudukan saat Tuhan mulai menganugerahkan karunia-karunia istimewa kepada hamba-hamba-Nya. Ia melihat kepada contoh-contoh karunia Ilahi yang dianugerahkan kepada para Pilihan Tuhan, lalu memperoleh dorongan semangat dari mereka.
Ia malahan tidak berhenti sampai di situ saja, tetapi ia berusaha keras dan mendoa supaya digolongkan di antara “orang-orang yang telah mendapat nikmat” dan menjadi seorang dari antara mereka. Orang-orang yang telah mendapat nikmat itu, telah disebut dalam 4:70. Doa itu umum dan tidak untuk sesuatu karunia tertentu. Orang mukmin bermohon kepada Tuhan agar menganugerahkan karunia rohani yang tertinggi kepadanya, dan terserah kepada Tuhan untuk menganugerahkan kepadanya karunia yang dianggap-Nya pantas dan layak bagi orang mukmin itu menerimanya.

[13] Surah Al-Fatihah membuka suatu tertib indah dalam susunan kata-katanya dan kalimat-kalimatnya. Surah ini dapat dibagi dalam dua bagian yang sama. Paruh pertama bertalian tentang Tuhan, dan paruh yang kedua bertalian dengan manusia, dan setiap bagian saling bertalian satu sama lain dengan cara yang sangat menarik. 

Berkenaan dengan nama “Allah” yang menunjuk kepada Dzat Yang Memiliki segala sifat mulia yang tersebut dalam bagian pertama, kita dapati kata-kata “hanya Engkau kami sembah” dalam bagian yang kedua. Segera setelah seorang abid (yang melakukan ibadah) ingat bahwa Tuhan bebas dari segala cacat dan kekurangan serta memiliki segala sifat sempurna, maka seruan “hanya Engkau kami sembah” dengan sendirinya timbul dari hati sanubarinya. Dan sesuai dengan sifat Tuhan semesta alam tercantum kata-kata “kepada Engkau kami mohon pertolongan” dalam bagian kedua. Setelah orang Islam mengetahui bahwa Tuhan itu Khalik dan Pemelihara sekalian alam dan Sumber dari segala kemajuan, ia segera berlindung kepada Tuhan sambil berkata, “Kepada Engkau kami mohon pertolongan”

Kemudian sesuai dengan sifat Ar-Rahman yakni Pemberi karunia tak terbilang dan Pemberi dengan cuma-cuma segala keperluan kita, tercantum kata-kata “Tunjukilah kami jalan yang lurus” dalam bagian kedua, sebab karunia terbesar yang tersedia bagi manusia ialah petunjuk yang disediakan Tuhan baginya dengan menurunkan wahyu dengan perantaraan rasul-rasul-Nya. 

Sesuai dengan sifat Ar-Rahim yakni Pemberi ganjaran terbaik untuk amal perbuatan manusia dalam bagian pertama, kita jumpai kata-kata Jalan orang-orang yang telah Engaku beri nikmat dalam bagian kedua, sebab memang memang Ar-Rahim-lah yang menganugerahkan nikmat-nikmat yang layak bagi hamba-hamba-Nya yang khas. Lagi, sesuai dengan Pemilik Hari Pembalasan, kita dapatkan “bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula yang sesat. Bila terlintas dalam pikiran manusia bahwa ia harus memberikan pertanggungjawaban atas amal perbuatannya, ia takut menemui kegagalan maka dengan merenungkan sifat “Pemilik Hari Pembalasan”, ia mulai mendoa kepada Tuhan supaya dipelihara dari murka-murka-Nya serta dari kesesatan jalan lurus-Nya.

1 komentar:

  1. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 syawal 1432H
    Mohon Maaf lahir dan Bathin

    BalasHapus