Pejalan Kaki yang Terhina

Badan orang ini sudah sedemikian gemuk, perutnya yang buncit serta pakainnya yang penuh tambalan menjadi bahan perolok-olokan, ejekan dan tertawaan orang-orang yang melihatnya. Bahkan tidak jarang orang ini sering mendapat perlakuan kasar seperti hardikan atau lemparan telur dan tomat busuk yang mengaggapnya pengemis.

Seperti hari ini ketika ia melewati pasar kufah, seorang pedagang sudah mulai menyiapkan rencana busuk. Tatkala orang itu lewat dihadapannya, padagang tersebut langsung bersiul dan melemparinya dengan batu.

Orang ini tetap tersenyum dan terus melangkah tanpa memperdulikan perlakuan pedagang itu, sampai akhirnya lenyap dari pandangannya. Rupanya ada seseorang yang memperhatikan kelakuan buruk pedagang tersebut, kemudian orang itu mendatangi mereka dan bertanya,

"Apakah anda kenal dengan orang yang kalian lempar tadi?"
"Dia itu kan gembel dan pengemis yang merusak pemandangan kota Kufa," jawabnya.
"Orang itu adalah Al-Malik, sahabat Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan panglima perangnya," ujar orang tersebut.
"Malik Asytar an-Nakhai yang katanya apabila musuh mendengar namanya langsung gemetar ketakutan?" kejut orang itu.
"Tepat apa yang anda katakan."

Mendengar hal tersebut para si pedagang berlari mencari orang tadi untuk meminta maaf, Akan tetapi ia dapati orang itu berada dalam sebuah Masjid sedang melaksanakan shalat, setelah orang yang bernama Malik Asytar an-Nakhai itu menyelesaikan shalatnya dengan mengucapkan salam, ia pun berhambur mencium kakinya. 

"Apa-apaan ini?" tanya Malik Asytar an-Nakhai.
"Maaf beribu maaf tuan, atas kekurang ajaranku, aku telah mengolok-olok dan menyakiti tuan, tanpa menyadari kalau tuan adalah panglima besarnya Amirul Mukminin, Malik Asytar an-Nakhai," sesalnya.
"Oh, tidak apa-apa. Aku sengaja ke Masjid untuk memohon kepada Allah atas kelemahan dan kesalahan anda," ujar Malik Asytar an-Nakhai.

(Sumber: Cerita Bijak Orang-orang Saleh, Karya Al-Sayyid Murtadha Muthahari (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), cet I, hal. 37-38)

1 komentar:

  1. Sungguh terlalu bagi yang menghina pedagang diatas, apa yang terjadi merupakan balasan dan alhamdulillah Allah memberikan hidayah kepada orang yang mengolok-olok tersebut diatas.

    Saya berkunjung pagi membaca artikel disini..

    BalasHapus